Selasa, 18 September 2007

Perbandingan Internet

Perbandingan Internet

Di Amerika berlangganan internet cable dengan bandwith rata rata 5,7 mbps harga $42 , berlangganan dial up dengan bandwith 56 kbps ( tentu saja modem maksimum di 56 ) harga $22, dengan DSL (seperti speedy) dengan bandwith 2,9 mbps harga $32 , ada pula fixed wireless dengan bandwith 1,6 mbps harga $43, layanan yang lebih baik adalah berasal dari fibre optic dengan bandwith 9,6 mbps harga $36 dan satellite dengan bandwith 720 kbps harga $63.

Kesemua harga di atas adalah harga per bulan.

Tidak kesemua area tersedia layanan di atas kecuali satellite bisa menjangkau seluruh wilayah, jadi tergantung lokasi dan area masing masing.

Tapi yang menarik kesemuanya under $100 !!

Ada yang ketinggalan satu yaitu internet melalui cellphones….atau cellular…..rata rata speed bandwith 128 kbps sampai 700 kbps dengan harga rata rata antara $60 sampai $80 per bulan. Jarang yang menggunakan ini kecuali mungkin profesional.

Bagaimana dengan di Indonesia ?

Usaha menengah di Indonesia menurut data kementrian koperasi ada 67 ribu di tahun 2005, ini yang sekiranya akan mampu membeli internet unlimited dengan daya beli 200 ribu rupiah maka akan menghasilkan pembelian sebesar 13.400.000.000 rupiah atau setara dengan $ 1.456.521 jika asumsi seperti harga SCPC 1 mbps simetric nya adalah

$ 6000 maka akan mendapatkan bandwith sebesar 242 mbps, sehingga masing masing dari 67 ribu usaha tersebut hanya kebagian 3,6 kbps unlimited. Mungkin hanya cukup untuk check email ya ?

Jika kita lipatkan lima atau dianggap sama dengan $100 maka bandwith rata rata unlimited yang dapat dinikmati adalah 18 kbps.

Saya kira dengan optimized proxy atau harga beli bandwith yang lebih rendah karena berjumlah banyak, maka mencapai tujuan rata rata 64 kbps unlimited bagi setiap user adalah mudah. Banyak ahli di ISP dan NAP untuk mengatasi hal ini. Belum lagi jika lebih mendayagunakan IIX untuk komunikasi saling antar usaha. Akan lebih banyak bandwith yang bisa di hemat.

Kemudian yang bisa kita hitung jika 67 ribu usaha tersebut membutuhkan website, katakan website statis template dengan harga 500 ribu rupiah, maka akan ada kue belanja website sebesar 33.500.000.000 rupiah, atau 33 milyar.

Jika masing masing usaha menengah tersebut membutuhkan software keuangan, neraca ataupun akuntansi sederhana yang berharga 1 jutaan, maka akan ada kue belanja software neraca sebesar 67.000.000.000 rupiah atau 67 milyar.

Jika masing masing usaha tersebut membutuhkan jasa web hosting untuk menaruh website nya dan email nya dengan belanja per tahun 300 ribu rupiah , maka akan ada pasar belanja hosting sebesar 20.100.000.000 rupiah atau sekitar 20 milyar per tahun.

Yang spektakuler tentu saja jika 67 ribu usaha ini paling tidak punya 5 pc dan masing masing pc ter install Windows XP yang harganya $80, wah males ngitung deh…J

Salam

Adhytia Wisnu Sasmita

NB : tepatnya sih Rp. 234.500.000.000,- alias 234 milyar….Om Bill tajir euy…!!

Tidak ada komentar: